Sabtu, 17 Oktober 2009
Nonton Miyabi, Bisa Bikin Masalah
Walau telah menjadi perbincangan khalayak ramai atas rencana kedatangan artis asal Jepang, Maria Ozawa atau Miyabi, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Muhammad Nuh mengaku tidak pernah menonton film panas Miyabi. Jangan menonton, mengetahui sosok atau melihat foto bintang porno tersebut pun tidak pernah.
Saat ditemui di ruang rapat Gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (14/10), beberapa kali Nuh menegaskan bahwa dirinya tidak tahu dengan sosok perempuan berkulit putih tersebut lebih detail.

"Enggak tahu. Saya enggak tahu siapa Miyabi. Saya tidak tertarik untuk mencari tahu. Kalau saya mencari tahu, wah! itu namanya bikin masalah sendiri," tutur Nuh, yang juga merangkap jabatan sementara (ad-interim) Menteri Kebudayaaan dan Pariwisata (Menbudpar), usai menggelar jumpa pers terkait batalnya Miyabi datang ke Indonesia untuk bermain dalam film Menculik Miyabi.

Menurut pria bersahaja kelahiran Surabaya 17 Juni 1959 ini, pihaknya sangat menghargai inisiatif PT Maxima Pictures membatalkan kedatangan aktris Miyabi. Perusahaan yang sedianya akan memproduksi film, menunda rencana pembuatan film tersebut hingga batas waktu ditentukan kemudian. "Itikad baik ini merupakan perwujudan kepekaan produser atas kondisi sosial masyarakat di sekitarnya," ujar Nuh.

Disebutkannya, penundaan pembuatan film dan pembatalan kedatangan Miyabi ke Indonesia merupakan respon positif dari PT Maxima Pictures yang diwakili produsernya, Ody Mulya pada Senin (13/10) lalu. Tepatnya, setelah Ody mendengar dan memperhatikan situasi yang berkembang saat ini.

Selama lima tahun terakhir pemerintah sangat mendorong upaya pembuatan film yang dilakukan oleh perusahaan film asing untuk melakukan syuting di Indonesia dalam rangka mempromosikan keindahan flora, fauna dan budaya Indonesia. Termasuk kehadiran aktor atau aktris, sepanjang untuk meningkatkan kualitas film Indonesia dengan tetap memperhatikan potensi dalam negeri.

Seperti halnya kehadiran Julia Roberts yang saat ini sedang melakukan pengambilan gambar di Bali. Secara tak langsung, menurut Nuh, kehadiran bintang film Hollywood itu telah membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

"Paling tidak mereka telah bersedia mengeluarkan biaya sekitar 7 juta dollar AS, memesan tiga ratusan kamar hotel. Dan yang lebih penting lagi melibatkan sekitar enam ratusan sineas Indonesia," ungkap mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 2003-2006.

Kehadiran Julia Roberts, lanjutnya, akan berpengaruh positif bukan saja bagi perekonomian Indonesia dan dunia pariwisatanya saja tapi juga membawa pengaruh bagi perkembangan perfilman nasional, mengingat tak sedikitnya para sineas Indonesia yang terlibat di dalam produksi mereka.

Hingga September 2009 tercatat sebanyak 84 perusahaan film asing membuat film dokumenter di Indonesia. Sedangkan, artis film yang pernah bermain di Indonesia antara lain Heather Lynn Sturm (Paku Kuntilanak), Cindy Lee Duck dan Leonard Urso Jr (Jaringan Terlarang), Christ Mitchum, Mike Abbat, dan Tanaka (Dendam Membara), Helmud Ashley, Winfred Glateader, Dyalaj Mayer Grazyna serta Chris Mitchum (Menentang Maut).

posted by admin @ 04.38  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 

Previous Post
Archives
Links
Template by
Blogger Templates